Karakteristik Beban pada Listrik AC

Karakteristik Beban pada Listrik AC - Berikut ini adalah artikel mengenai Karakteristik Beban pada Listrik AC yang akan kai ulas lebih lanjut di dunia elektro


Karakteristik Beban pada Listrik AC


Dalam sistem listrik arus  bolak-balik, jenis beban dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

Beban resistif (R)
Beban induktif (L)
Beban kapasitif (C)

1. Beban Resistif (R)

Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan arus sefasa. Persamaan daya sebagai berikut :

P = VI

Dengan :

P = daya aktif yang diserap beban (watt)

V = tegangan yang mencatu beban (volt)

I  = arus yang mengalir pada beban (A)

Gb. Gelombang resistif pada rangkaian AC

Gb. Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Resistif

2. Beban Induktif (L)

Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :

P = VI cos φ

Dengan :

P = daya aktif yang diserap beban (watt)

V = tegangan yang mencatu beban (volt)

I  = arus yang mengalir pada beban (A)

φ = sudut antara arus dan tegangan

Gb. Rangkaian Induktif Gelombang AC

Gb. Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Induktif

Untuk menghitung besarnya rektansi induktif (XL), dapat digunakan rumus :
Dengan :

XL = reaktansi induktif

F   = frekuensi (Hz)

L   = induktansi (Henry)

3. Beban Kapasitif (C)

Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :

P = VI cos φ

Dengan :

P = daya aktif yang diserap beban (watt)

V= tegangan yang mencatu beban (volt)

I  = arus yang mengalir pada beban (A)

φ = sudut antara arus dan tegangan

Gb. Rangkaian Kapasitif Gelombang AC

Gb. Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Kapasitif

Untuk menghitung besarnya rektansi kapasitif (XC), dapat digunakan rumus seperti dibawah ini :
Dengan :

XL = reaktansi kapasitif

f  = frekuensi

C  = kapasitansi (Farad)

Elemen Rangkaian Listrik

Elemen Rangkaian Listrik - Berikut ini adalah artikel mengenai Elemen Rangkaian Listrik yang akan kami ulas lebih lajut di dunia elektro

Elemen Rangkaian Listrik


Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada Rangkaian Listrik tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen atau komponen listrik aktif dan pasif.

Elemen Aktif
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan  energi, pada mata kuliah Rangkaian Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber tegangan dan sumber arus. Pada pembahasan  selanjutnya  kita akan membicarakan  semua yang berkaitan dengan elemen atau komponen ideal. Yang dimaksud dengan kondisi ideal disini adalah bahwa sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari elemen atau komponen tersebut dan tidak  terpengaruh  oleh  lingkungan  luar.  Jadi  untuk  elemen  listrik  seperti  sumber tegangan,  sumber  arus,  kompone  R,  L,  dan  C  pada  mata  kuliah  ini  diasumsikan semuanya dalam kondisi ideal.

1.   Sumber Tegangan (Voltage Source)
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan tegangan yang tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut, meskipun tegangan tersebut merupakan fungsi dari t.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = 0 (sumber tegangan ideal)
a.   Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
    Sumber yang menghasilkan  tegangan  tetap tetapi mempunyai  sifat khusus yaitu  harga  tegangannya       tidak  bergantung  pada  harga  tegangan  atau  arus lainnya, artinya nilai tersebut berasal dari sumbet tegangan dia sendiri. Simbol :







 
b.   Sumber Tegangan Tidak Bebas/ Dependent Voltage Source
Mempunyai   sifat  khusus  yaitu  harga  tegangan  bergantung  pada  harga tegangan atau arus lainnya.
Simbol :
 
 







2.   Sumber Arus (Current Source)
Sumber  arus  ideal  adalah  sumber  yang  menghasilkan  arus  yang  tetap,  tidak bergantung pada tegangan dari sumber arus tersebut.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = ∞ (sumber arus ideal)
a.   Sumber Arus Bebas/ Independent Current Source
Mempunyai  sifat  khusus  yaitu  harga  arus  tidak  bergantung  pada  harga tegangan atau arus lainnya.
Simbol :











b.   Sumber Arus Tidak Bebas/ Dependent Current Source
Mempunyai sifat khusus yaitu harga arus bergantung pada harga tegangan atau arus lainnya.
Simbol :
 
Elemen Pasif
1.   Resistor (R)
Sering  juga  disebut  dengan  tahanan,  hambatan,  penghantar,  atau  resistansi dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan pembagi tegangan.
Nilai   resistor   tergantung   dari   hambatan   jenis   bahan   resistor   itu   sendiri
(tergantung dari bahan pembuatnya),  panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri.
Secara matematis :
R = ρ  l  A
dimana : ρ = hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang
Satuan dari resistor : Ohm ( Ω)
 

Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat dari percobaan ini adalah: Hukum Ohm.
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab selanjutnya.
VR  = IR
 
2.   Kapasitor (C)
Sering  juga  disebut  dengan  kondensator  atau  kapasitansi.  Mempunyai  fungsi untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor, luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari kapasitor tersebut.
Secara matematis :
C = ε  A/d
dimana : ε = permitivitas bahan
             A = luas penampang bahan d = jarak dua keping
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
Jika  sebuah  kapasitor  dilewati  oleh  sebuah  arus  maka  pada  kedua  ujung kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara matematis dinyatakan :
 
ic  =C dvc/ dt








Penurunan rumus :
 Q = CV 
dq = Cdv dim ana :
   i =  dq/dt
dq = i.dt

sehingga :
i.dt = Cdv
    i = C  dv/dt

Dari  karakteristik   v  -  i,  dapat  diturunkan  sifat  penyimpanan   energi  pada kapasitor.
   p =  dw/dt
dw = p.dt

∫ dw = ∫ p.dt
w = ∫ p.dt = ∫ vi.dt = ∫ vC dv dt = ∫ Cvdv
Misalkan : pada saat t = 0 maka v = 0 
                pada saat t = t maka v = V

Jika kapasitor dipasang tegangan konstan/DC, maka arus sama dengan nol. Sehingga kapasitor bertindak sebagai rangkaian terbuka/ open circuit untuk tegangan DC.

3.   Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan (L)
Seringkali  disebut  sebagai  induktansi,  lilitan,  kumparan,  atau  belitan.  Pada induktor   mempunyai   sifat  dapat  menyimpan   energi  dalam  bentuk   medan magnet.
Satuan dari induktor : Henry (H)








Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik ( φ ) yang membentuk  loop  yang  melingkupi  kumparan.  Jika  ada  N  lilitan,  maka  total fluksi adalah :
λ = LI
L =  λ/I
v =  dλ/dt = L di/dt
 

Dari karakteristik v-i, dapat diturunkan sifat penyimpan energi pada induktor.
p =  dw dt
dw = p.dt

∫ dw = ∫ p.dt
w = ∫ p.dt == ∫ vi.dt = ∫ L di i.dt = ∫ Li.di
Misalkan : pada saat t = 0 maka i = 0 
                 pada saat t = t maka i = I
 
Jika  induktor  dipasang  arus  konstan/DC,  maka  tegangan  sama  dengan  nol. Sehingga induktor bertindak sebagai rangkaian hubung singkat/ short circuit.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan :

1.   Tegangan antara 2 titik, a dan b digambarkan  dengan satu anak panah seperti pada gambar dibawah ini :




Vab menunjukkan besar potensial relatif titik a terhadap titik b.

2.   Tegangan yang dipakai pada buku ini adalah tegangan drop/ jatuh dimana akan bernilai positif, bila kita berjalan dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Contoh :


Voltage drop   : Vac = Vab + Vbc = IR – V

3.   Setiap  arus  yang  melewati  komponen  pasif  maka  terminal  dari  komponen tersebut  pertamakali  dialiri  arus akan  menjadi  potensial  lebih  tinggi dibandingkan potensial terminal lainnya.

4.   Bedakan antara sumber tegangan dan pengukur tegangan/ Voltmeter.
Sumber tegangan        (Rd = 0) Voltmeter                   
                                  (Rd = ∞ )

Voltmeter dipasang paralel pada komponen yang akan diukur supaya tidak ada arus yang melalui Voltmeter.
5.   Bedakan antara sumber arus dan pengukur arus/ Amperemeter
Sumber arus                (Rd = ∞ ) Amperemeter              (Rd = 0)
Amperemeter dipasang seri pada komponen yang akan diukur supaya tegangan pada Amperemeter samadengan nol.






 
Perlu diingat bahwa rangkaian paralel adalah pembagi arus dan rangkaian seri adalah pembagi tegangan. Pembahasan rangkain seri dan paralel akan dibahas pada bab selanjutnya.

6.   Rangkaian Hubung Singkat (Short Circuit)
Sifat : Vab  selalu samadengan  0, tidak tergantung  pada arus I yang mengalir padanya.
Vab = 0
Rd = 0


 

7.   Rangkaian Terbuka (Open Circuit)
Sifat : arus selalu samadengan 0, tidak tergantung pada tegangan a-b. I = 0
Rd = ∞
 

Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity)

Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity) - Berikut ini adalah informasi mengenai Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity) yang akan kami ulas lebih lanjut di dunia elektro


Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity)



Sebelumnya kita sudah mengenal koneksi jaringan data tanpa kabel atau yang lebih sering disebut wireless atau wifi, nah pada saat ini para ilmuan sedang mengembangkan jaringan Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity). Dengan adanya penemuan baru ini, kita tidak perlu lagi ribet dengan adanya kabel yang berlalu lalang disekitar kita, dengan Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity) kita dapat menggunakan peralatan elektronik kita seperti TV, system stereo, DVD, atau Bluray- Player, HiFi-Headset, semuanya bekerja tanpa menggunakan baterai atau kabel listrik. Bahkan, baterai perangkat mobile seperti laptop, ponsel, atau kamera digital terisi secara otomatis, jadi begitu Anda memasuki rumah, tentu tanpa harus mencolokkan kabel. 

Prinsip dasar bagaimana energi listrik dapat di transfer  tanpa kabel adalah berhubungan dengan fenomena resonansi. Resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda lain yang bergetar, hal ini terjadi dikarenakan suatu benda bergetar pada frekwensi yang sama dengan frekwensi benda yang terpengaruhi.



Sebuah transmitter WREL memancarkan medan magnet dengan bantuan coil yang dipancarkan dengan frekuensi yang sama dengan receiver WREL.  Agar impedansinya optimal, digunakan gulungan kabel pada kedua sisinya.

Gulungan kabel juga berfungsi sama seperti gigi transmisi sepeda. Saat menanjak gigi transmisi diturunkan agar mendapatkan energi yang lebih efisien, begitupun sebaliknya. Receiver WREL juga menentukan sendiri tegangan yang diperlukan sesuai dengan ukuran. Jadi, fungsi adaptor tidak diperlukan. Selain itu, transmiter WREL juga hanya memancarkan energi sebanyak yang diperlukan oleh receiver. 

Tetapi keamanan terhadap radiasi masih perlu dipertanyakan. Karena medan magnet yang kuat selalu membawa radiasi elektromagnetis. Maka saat ini para peneliti berusaha untuk menggunakan frekuensi yang menghasilkan medan magnet yang kuat dengan beban electromagnetis kecil dan terbukti saat produk pertama diluncurkan ke pasar, teknologi WREL ini benar-benar aman terhadap manusia.

Bayangkan pemancar WREL dapat dipasang dalam dinding rumah untuk memasok listrik ke semua perangkat elektronik yang berada dalam magical zone ( Area jangkauan ). Bahkan meja tulis pun dapat berguna untuk memasok maupun mengisi baterai semua perangkat elektronik di sekitarnya.

Untuk kedepannya tidak ada lagi kabel, adaptor, dan steker Begitu teknologi WREL sudah matang dan aman, aplikasinya bakal meluas dengan cepat, misalnya untuk aplikasi medis, seperti untuk mengoperasikan alat pengatur detak jantung atau mengimplementasikan organ-organ buatan.

Pemancaran listrik secara nirkabel bakal menjadi faktor penting, bukan saja antarperangkat, melainkan juga di dalam perangkat-perangkat canggih itu sendiri.Sama seperti melihat Internet melalui WLAN (wifi,hotspot) saat ini.

Teknik Menyolder

Teknik Menyolder - Berikut adalah artikel mengenai Teknik Menyolder yang akan kami ulas lebih lanjut di dunia elektro


Teknik Menyolder



A. Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan pada waktu menyolder, diantaranya :
  1. Timah solder/Tinol (metal yang mempunyai titik cair cukup rendah sehingga mudah mencair);
  2. Multitester/Multimeter (digunakan untuk memeriksa komponen sebelum disolder);
  3. Penjepit/tang (digunakan untuk menjepit kaki komponen elektronika yang akan di solder, sehingga komponen tersebut mudah dipasang dan tidak terlalu panas karena sebagian panas akan disalurkan pada penjepit);
  4. Penghisap solder (digunakan untuk membersihkan tinol baik yang ada pada PCB maupun komponen, juga digunakan untuk mempermudah waktu mencabut komponen dari PCB);
  5. Dudukan solder (digunakan untuk menyimpan solder yang panas ketika sedang tidak digunakan).

B. Keselamatan Kerja
  1. Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
  2. Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
  3. Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
  4. Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
  5. Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan

C. Persiapan Penyolderan

  • Dipasaran terdapat solder yang mempunyai rentang daya antara 15 watt s/d 40 watt. Semakin besar tegangannya, solder tersebut akan semakin panas. Dalam pemilihan solder yang harus kita perhatikan adalah benda kerja yang akan di solder. Untuk menyolder komponen elektronika dianjurkan menggunakan solder yang berkekuatan 30 watt, supaya tidak terlalu panas yang menyebabkan komponen yang disolder menjadi rusak.
  • Periksa PCB dan komponen elektronika yang akan di solder. Pastikan bahwa komponen-komponen tersebut bisa berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

D. Proses Penyolderan
Jika hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada tahap penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan hal-hal yang harus dilakukan selama tahap penyolderan.

1. Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan cat, gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.

2. Memasukan Komponen Elektronika pada PCB
Kawat kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga penyolderan dapat dilakukan dengan baik.

3. Mengatur Posisi PCB
Aturlah posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.

4. Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.

5. Menambahkan Timah pada Titik Solderan
Berikan timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.

6. Menarik Timah Solder
Setelah jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.

7. Mendinginkan Titik Solderan
Selama pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan timah pada titik solderan yang menjadi buram.

8. Perhatikan
Untuk menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi tertentu yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.

Video Cara Menyolder Yang Baik (Soldering Fundamental)





Semoga artikel tersebut bisa memberikan informasi bagi sobat-sobat yang belajar menyolder. selamat mencoba.

sumber : http://dehagoblog.blogspot.com/2011/03/cara-menyolder-yang-baik-soldering.html 

Contoh Laporan Mikroprosessor

Contoh Laporan Mikroprosessor - Berikut adalah mengenai Contoh Laporan Mikroprosessor  yang akan kami berikan pada sobat-sobat.

Contoh Laporan Mikroprosessor


Berikuta adalah Contoh Laporan Mikroprosessor yang saya upload sebagai bahan referensi bagi sobat-sobat yang membutuhkan Contoh Laporan Mikroprosessor. Untuk download, bisa langsung klik contoh laporan dibawah ini :

1. ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN TOGGLE SWITCH

2. ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN SEVEN SEGMENT

3. ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN KEYPAD

4. ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN PENAMPIL LCD 

5. ANALOG TO DIGITALCONVERTER (ADC) DALAM MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

6.  INTERRUPT DALAMMIKROKONTROLLER ATMEGA8535



Ilmu Bahan Listrik

Ilmu Bahan Listrik - Berikut ini adalah artikel mengenai Ilmu Bahan Listrik - Dasar yang akan kami ulas di dunia elektro


Ilmu Bahan Listrik


Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan wujud tersebut dalam teknik listrik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Bahan Penghantar (konduktor)
2. Bahan Penyekat (isolator/insulator)
3. Bahan Setengah Penghantar (semi konduktor)
4. Bahan Magnetis.
5. Bahan Super Konduktor.
6. Bahan Nuklir.
7. Bahan Khusus (bahan untuk pembuatan kontak-kontak, untuk sekering, dan sebagainya)

1. Bahan Penghantar (konduktor) adalah bahan yang menghantarkan listrik dengan mudah. Bahan ini mempunyai daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical Resistance) kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel, kumparan/lilitan pada alat listrik yang anda jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik, bahan penghantar yang sering dijumpai adalah tembaga dan alumunium.

2. Bahan Penyekat (Insulator/isolator) adalah bahan yang befungsi untuk menyekat (misalnya antara 2 penghantar); agar tidak terjadi aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua penghantar tersebut bertegangan. Jadi bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang tinggi. Bahan penyekat yang sering ditemui dalam teknik listrik adalah : plastik, karet, dan sebagainya.

3. Bahan Setengah Penghantar (Semi Konduktor) adalah bahan yang mempunyai daya hantar lebih kecil dibanding bahan konduktor, tetapi lebih besar dibanding bahan isolator. Dalam teknik elektronika banyak dipakai semi konduktor dari bahan germanium (Ge) dan silicon (Si). Dalam keadaan aslinya, Ge dan Si adalah bahan pelikan dan merupakan isolator. Di Pabrik bahan-bahan tersebut diberi kotoran. Jika bahan tersebut dikotori dengan alumunium maka diperoleh bahan semikonduktor type P (bahan yang kekurangan elektron/mempunyai sifat positif). Jika dikotori dengan fosfor maka yang dipeoleh adalah semikonduktor jenis N (bahan yang kelebihan electron, sehingga bersifat negative). Ge mempunyai daya hantar lebih tinggi dibandingkan Si, sedangkan Si lebih tahan panas dibanding Ge.

4. Bahan Magnetik (Magnetic Materials) dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu ferro magnetic, para-magnetic dan dia-magnetic. Bahan ferro-magnetic adalah bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi dan mudah sekali dialiri garis-garis gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi adalah besi, besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain itu sering dijumpai magnet yang merupakan magnet permanen, misalnya alnico, cobalt, baja arang, dan sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai pada pelat-pelat motor/generator, pelat-pelat transformator, dan sebagainya. Dalam bidang elektronika, digunakan bahan magnet misalnya pada speaker, alat-alat ukur elektronika, dan sebagainya.

5. Bahan Super Konduktor. Pada tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur perubahan tahanan listrik yang disebabkan oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia menemukan bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran super dan lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan sifat-sifat hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19° Kelvin. Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan mercury, pada sushu mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.

6. Bahan Nuklir. Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali. Dengan sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan atom). Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-233.

Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu dipertimbangkan beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :

A. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda tersebut dibuat. 
Jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda : 
• Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda mempunyai sifat kenyal (elastis) 
• Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya yang bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang. 
• Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang.

B. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan benda akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
• Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang 
• Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah
• Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan panas 

C. Sifat Kimia, berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman. 

Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh besaran-besaran kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi penampang, modulus elastis, resilien, keuletan logam, dan lain-lain. Selain sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu teknis, perlu diperhatikan kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan goresan (abrasion). Contoh sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik didih, titik beku, kalor lebur, dan sebagainya. Juga sifat perubahan volume, wujud, dan panjang terhadap perubahan suhu. Perkaratan adalah contoh sifat bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan oksigen yang ada di udara. Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun, kemungkinan mengadakan reaksi dengan garam, asam, dan basa.
intisari

Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang juga banyak digunakan dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan penghantar atau sering dinamakan dengan istilah konduktor. Suatu bahan listrik yang akan dijadikan penghantar, juga harus mempunyai si fat-sifat dasar penghantar itu sendiri seperti: koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan lain-lain. 
Disamping itu juga penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti tembaga, aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan komunikasi sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik. 

Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu suatu bahan magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi energi, baik dari energi listrik ke energi mekanik, energi mekanik ke energi listrik, energi listrik menjadi energi panas atau cahaya, maupun dari energi listrik menjadi energi listrik kembali. Bahan magnetik ini tentunya harus memenuhi sifat-sifat kemagnetan, dan parameter-parameter untuk dijadikan sebagai bahan magnet yang baik. Dalam pemilihan bahan magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik. 

Suatu bahan yang sekarang lagi ngetren dan paling banyak sedang dilakukan riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu bahan semi konduktor. Berkembangnya dunia elektronika dan komputer saat ini adalah merupakan salah satu peranan dari teknologi semi konduktor. Bahan ini sangat besar peranannya pada saat ini pada berbagai bidang disipilin ilmu terutama di bidang teknik elektro seperti teknologi informasi, komputer, elektronika, telekomunikasi, dan lain -lain. Berkaitan dengan bahan semi konduktor, pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu semi konduktor dan super konduktor.




Bahan Konduktor

Bahan Konduktor - Berikut adalah artikel mengenai Bahan Konduktor yang akan diulas oleh duniaelektro

Macam-macam Transformator (trafo)

Macam-macam Transformator (trafo) - Berikut ini adalah artekel mengenai Macam-macam Transformator (trafo) yanga kan kami ulas di dunia elektro

Macam-macam Transformator (trafo)


1. Transformator Daya

Transformator yang mengutamakan transformasi daya listrik (Power supply, TV, pengeras suara. dll) Transformator penurun tegangan (Step Down) dari 220 KV - 220 V, Transformator penaik tegangan (Step Up) dari 20 KV - 500 KV, penggunaannya adalah menaikkan atau menurunkan tegangan pada daya tinggi.

2. Autotransformator (Stavolt)

Prinsip kerjanya hampir sama dengan potensio meter, hanya menggunakan pembagi tegangan, dan hanya memiliki satu buah kumparan yang dihubungkan sedemikian rupa.

Kerugian dan kelemahan yang besar melekat pada autotransformator adalah arus hubung singkat yang besar. Dengan demikian dibutuhkan suatu reaktansi yang tinggi didalam penggunaannya, disamping itu merupakan suatu kelemahan juga bahwa sisi primer dan sisi sekunder mempunyai hubungan yang langsung secara listrik. Autotransformator satu fasa banyak digunakan didalam rumah tangga untuk menyesuaikan berbagai alat listrik dengan tegangan jaring umum. transformator demikian biasanya berbentuk trafo geser.

Macam Autotransformator 3 fasa
1. Hubung Bintang (Y)
  2. Hubung Delta



Definisi Transformator

Definisi Transformator (trafo) - Berikut adalah artikel mengenai Definisi Transformator (trafo) yang akan kami ulas lebih lanjut di dunia elektro

Definisi Transformator

Transfomator merupakan komponen elektronika yang dapat memindahkan energi listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya. Transfomator juga berfungsi untuk merubah besarnya tegangan dan arus AC  menjadi tegangan dan arus DC dengan mutual induksi. Perhatikan diagram transformator pada gambar dibawah ini.

Prinsip kerja transfomator sebagai berikut :
  1. Arus bolak balik yang mengalir pada gulungan primer akan membangkitkan fluks magnet dalam inti besi
  2. Garis  gaya  magnet  yang  ada  pada  inti  dipotong  oleh gulungan sekunder sehingga terjadi arus bolak-balik pada lilitan sekunder
  3. Besar   tegangan   yang   ada   pada   gulungan   sekunder tergantung banyaknya lilitan pada masing-masing gulungan.

Jika pada trafomator tidak terjadi perubahan daya, artinya daya pada lilitan primer sama dengan daya pada lilitan sekunder, maka berlaku  :
Pp = Ps
 
Atau

Vp.Ip = Vs.Is

Tegangan berbanding lurus dengan julah lilitan dalam kumparan

Vp.Ns = Vs.Np

Arus listrik berbanding terbalik dengan jumlah lilitan dalam kumparan

Np.Ip = Ns.Is

Transfomator yang terdapat dipasaran terdapat beberapa jenis, antara lain : 

A. Trafo frekuensi rendah
1.   Trafo tenaga
2.   Trafo input dan output
3.   Trafo filter
B. Trafo frekuensi menengah
C. Trafo frekuensi tinggi

Trafo tenaga biasanya digunakan untuk power supply (catu daya)

Trafo  filter  berfungsi untuk  meredam/meratakan  arus  bolak  balik  dari power  supply output. Trafo menengah (MF) dipakai untuk meredam frekuensi tinggi dan hanya meloloskan frekuensi 455 Khz. Inti trafoini biasanya dibuat dari serbuk besi atau ferit. Trafo frekuensi tinggi (HF), disebut juga coil antenna atu coil osilator   yang bergina untuk radio penerima.



Rangkaian LED Berjalan

Rangkaian LED Berjalan - Berikut adalah artikel mengenai Rangkaian LED Berjalan yang akan diulas lebih lanjut oleh dunia elkektro


Rangkaian LED Berjalan



Pembahasan kali ini akan menjelaskan tentang Rangkaian LED Berjalan, mengapa disebut rangkaian lampu LED berjalan? Karena lampu LED yang dipasang pada rangkaian ini akan menyala secara bergantian dari LED satu berganti ke LED sebelahnya. Sehingga kalau di amati nyala lampu LED tersebut seperti berjalan. Rangkaian ini sering juga disebut rangkaian running LED

Lalu apa saja komponen yang diperlukan untuk membuat Rangkaian LED Berjalan ini? Komponen yang diperlukan cukup sederhana, dan cara merangkainya juga tidak rumit. Selengkapnya silahkan lihat skema Rangkaian LED Berjalan dibawah ini:
Skema Rangkaian Lampu LED Berjalan
Komponen utamanya adalah sebuah IC NE555 yang menghasilkan pulsa atau detak-detak sinyal logika, sehingga lampu LED dapat menyala berkedip. Ditambah satu IC 4017 yang akan menghasilkan decade counter sehingga lampu LED dapat menyala bergantian.

Selebihnya adalah komponen pendukung yang terdiri dari resistor, dioda, capasitor, dan sebuah VR sebagai pengatur kecepatan putaran lampu LED.

Untuk merakit Rangkaian LED Berjalan seperti diatas dapat dimulai dengan menggambar skema rangkaiannya pada PCB kosong kemudian melarutkan PCB tersebut. Selanjutnya mengisi tiap komponen yang nilainya sama dengan yang terdapat pada gambar diatas. 



Simbol-simbol Elektronika

Simbol-simbol Elektronika - Berikut adalah artikel mengenai Simbol-simbol Elektronika yang akan kami ulas lebih lanjut di dunia elektro 

Simbol-simbol Elektronika


Simbol-simbol elektronika maupun simbol elektrik diperlukan disaat kita membuat gambar sistem rangkaian elektrik ataupun rangkaian elektronik. Penggunaan simbol-simbol ini tentunya akan mempermudah pembangunan skema rangkaian serta juga mempermudah pemahaman disaat proses perakitan dilakukan.

Simbol Elektronika Dasar


Seorang electician atau istalatir listrik akan terlebih dahulu membaca skema dari rangkaian elektrik sebelum melalukan proses pemasangan, hal ini dilakukan pula oleh seorang electronic technician. Manfaat penggunaan simbol ini tidak hanya saat proses pembangunan saja, tapi pada saat melakukan penelusuran / trouble shooting untuk service dan maintenance / perbaikan yang diperlukan. Berikut berbagai simbol elektronika dasar yang perlu diketahui:

SIMBOL KOMPONEN KETERANGAN
Symbol Sambungan
Simbol Kabel
Kabel atau Wire Listrik
Konduktor atau Kabel penghubung
Simbol Kabel Terhubung
Koneksi kabel
Statusnya Terhubung
Simbol Kabel Tak terhubung
Kabel dengan tidak terkoneksi
Statusnya Tidak Terhubung atau Terputus
Simbol Elektronika Dasar Relay dan Simbol Saklar /Switch
Simbol Saklar
Toggle Switch S P S T
Statusnya Terputus dalam kondisi open
Simbol Saklar
Toggle Switch S P D T
Statusnya Memilih dua terminal koneksi
Simbol Saklar
Saklar Push Button [N O]
Statusnya Terhubung ketika ditekan
Simbol Saklar
Saklar Push Button [N C]
Statusnya Terputus ketika ditekan
Simbol Saklar
D I P Switch
Statusnya Saklar Banyak /Multiswitch
Simbol Saklar
Relay S P S T
Statusnya Koneksi Untuk Open & Close digerakan dengan elektro magnetik.
Simbol Saklar
Relay S P D T
Simbol Saklar
Jumper
Koneksi memakai pemakaian jumper
Simbol Saklar
Solder Bridges
Koneksi memakai teknik disolder
Symbol Ground
Simbol Ground
Earth Grounds
Statusnya Referensi adalah 0 suatu sumber listrik
Simbol Ground
Chassis Grounds
Statusnya Ground dihubungkan kepada badan suatu rangkaian listrik
Simbol Ground
Common / Digital Grounds
Simbol Elektronika Dasar Resistor
Simbol Resistor
Resistor
Resistor bekerja dengan menahan arus yang berjalan dalam suatu rangkaian listrik
Simbol Resistor
Resistor
Simbol Potensio
Potensio Meters
Berfungsi untuk menahan arus di rangkaian listrik namun angka resistansi pada tiga titik terminal bisa diatur
Simbol Potensio
Potensio Meters
Simbol Variable Resistor
Variable Resistors
Berfungsi untuk menahan arus di rangkaian listrik namun angka resistansi pada dua titik terminal bisa diatur
Simbol Variable Resistor
Variable Resistors
Simbol Elektronika Dasar Kapasitor / Condensator
Simbol Condensator
Condensators Bipolar
Gunanya menyimpan sebuah arus listrik untuk beberapa waktu
Simbol Condensator
Condensators Nonpolar
Simbol Condensator
Condensators Bipolar
Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator
Simbol Condensator
Kapasitor yang berpolar
Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator
Simbol Condensator
Variable Condensator
Kapasitor yang nilainya pada kapasitansi bisa diatur
Simbol Elektronika Dasar Induktor / Kumparan
Simbol Lilitan
coil, lilitan, spul, induktor, kumparan
komponen ini menghasilkan medanmagnet saat arus listrik mengalirinya
Simbol Lilitan
Induktor beserta inti besi
Kumparan ini memiliki inti besi seperti halnya dengan trafo
Simbol Lilitan
Induktor Variable
Lilitan ini angka induktansinya bisa diatur
Simbol Elektronika Dasar Power Supply
Simbol Power Supply
Sumber tegangn D C
Menghasilkn tegangn searh ttap atau konstan
Simbol Power Supply
Sumbr Arus
Menghasilkn sumbr arus tetap
Simbol Power Supply
Sumbr tegangn A C
Sumbr tegangn bolak balik seprti dr Perusahaan Listrik Negara / PLN
Simbol Power Supply
Generator
Penghasil tegangn listrik bolah balik sperti pembngkit listrik Perusahaan Listrik Negara / PLN
Simbol Battery
Baterai
Menghasilkn tegangn searh ttap
Simbol Battery
Baterai lebih dr 1 Cell
Menghasilkn tegagn searh ttap
Simbol Regulator
Sumbr tegangn yg dpt diatur
Sumbr tegangn yn berasl dr rangkain listrik lainnya
Simbol Regulator
Sumbr arus yg dpt diatur
Sumbr arus yg berasl dr rangkain listrik lainnya
Symbol Meter (Alat Ukur)
Simbol Volt Meter
Volt Meters
Mengukr tegangn listrik dgn satuan Volt
Simbol Ampere Meter
Ampere Meters
Mengukr arus listrk dgn satuan Ampere
Simbol Ohm Meter
Ohm Meters
Mengukr resistensi dgn satuan Ohm
Simbol Watt Meter
Watt Metters
Mengukr daya listrk dgn satuan Watt
Symbol Lampu
Simbol Lampu
Lamp
Menghasilkn cahaya saat dialir arus listrik
Simbol Lampu
Lamp
Simbol Lampu
Lamp
Symbol Dioda
Simbol Dioda
Dioda
Berfungsi sbg penyearh yg dpt mengalirkn arus listrk 1 arah atau forward bias
Simbol Dioda Zener
Zener Dioda
Pembuat stabil Tegangn DC / Searah
Simbol Dioda Schottky
Schottky Dioda
memiliki drop teganan rendh, biasnya terdpt dlm IC logika
Simbol Dioda Varactor
Varactor Dioda
Gabungn Dioda juga Kapasitor
Simbol Dioda Tunnel
Tunnel Dioda
Tunnel Dioda
Simbol LED
Light Emitting Diode/ LED
menghasilkn cahaya saat dialri arus listrk DC 1 arah
Simbol Photo Dioda
Photo-Dioda
Menghasilkn arus listrk saat mendpt cahaya
Symbol Transistor
Simbol Transistor NPN
Transitor Bi polar N P N
Arus listrk akan mengalr / EC saat basis /B menjadi positif
Simbol Transistor PNP
Transistor Bi polar P N P
Arus listrk akan mengalr/ CE saat basis/ B menjadi negatif
Simbol Transistor Darlington
Transitor-Darlington
Gabungn dari 2 transistor Bipolar tuk meningkatkn penguatn
Simbol Transistor JFET N
Transistor J F E T-N
Field Effects Transistor kanal-N
Simbol Transistor JFET P
Transistor J F E T-P
Field Effects Transistor kanal-P
Simbol Transistor NMOS
Transistor N M O S
Transistor M O S F E T kanal-N
Simbol Transistor PMOS
Transistor P M O S
Transistor M O S F E T kanal-P
Symbol dr Komponen Lainnya
Simbol Motor Listrik
Motor
adalah simbol Motor Listrik
Simbol Trafo
Transformator, Trafo, Transformer
Penurun & penaik tegangn A C Bolak-Balik
Simbol Bel Listrik
Bell Listrik
Berbunyi saat dialir arus listrk
Simbol Buzzer
Buzzer
Penghasl suar buzz saat dialir arus listrk
Fuse, Sikring
Pengaman yg akan putus saat melebih kapasits arus
Simbol Sikring
Sikring/ Fuse
Simbol Bus
B u s
Terdiri dari banyak jalur data ato jalur addres
Simbol Bus
B u s
Simbol Bus
B u s
Simbol Opto Coupler
O p t o Coupler
Sbg isolasi antar 2 rangkain yg berbda. Dihubungkn oleh cahya
Simbol Speaker
Speakers
Mengubh signal listrk menjd suara
Simbol Mic
Microphone/ Mic
Mengubh sinyal suara menjd arus listrk
Simbol Op-Amp
Operational Amplifier, Op Amp
Penguat sinyal input
Simbol Schmitt Trigger
Schmitt Triggers
Dpt mengurang noise
Simbol ADC
Analog to Digital, ADC
Mngubah sinyal analog menjdi data digital
Simbol DAC
Digital to Analog, DAC
Mngubah data digital menjd sinyal analog
Simbol Oscillator
Ocsilator, Crystal
Pnghasil pulsa
Symbol Antenna
Simbol Antenna
Antena
Pemancar & penerim sinyal radio
Simbol Antenna
Antena
Simbol Antenna
Dipole Antena
Gbungan dr simple Antena
Simbol Elektronika Dasar Gerbang Logika / Digital
Simbol Gerbang NOT
N O T Gate
Out put akan merupkan kebalikn input
Simbol Gerbang AND
A N D Gate
Out put akan 0 jk salah 1 input 0
Simbol Gerbang NAND
N A N D Gate
Out put akan 1 jk salah 1 input 0
Simbol Gerbang OR
O R Gate
Out put akan 1 jk salah 1 input 1
Simbol Gerbang NOR
N O R Gate
Out put akan 0 jk salah 1 input 1
Simbol Gerbang EX-OR
EX OR Gate
Out put akan 0 jk input adalah sama
SImbol D-Flip-Flop
D Flip Flop
Dapat brfungsi sbg pnyimpan data
Simbol Multiplexer
Multiplexer 2-to-1
Menyeleksi salah 1 data input yg akan dkirim keoutput
Simbol Multiplexer
Multiplexer 4-to-1
Simbol D-Multiplexer
D Multiplexer 1-to-4
Mnyeleksi data input tuk dkirim kesalah 1 output

Sumber: http://www.linksukses.com/2011/10/simbol-listrik-dan-simbol-elektronik.html